CHASE

Jumat, 04 Desember 2009 komentar


CHASE...... sebuah group musik dengan Genre JAZZ ROCK FUSION. Nama Chase diambil dari nama belakang pioneer pendiri Group Band ini yaitu BILL CHASE.
Bill Chase dikenal sebagai seorang musisi handal yang sangat piawai dalam memainkan alat musik tiup Trumpet, melalui trompet nya dia dapat mengeluarkan suara melengking.......


CHASE...... sebuah group musik dengan Genre JAZZ ROCK FUSION. Nama Chase diambil dari nama belakang pendiri Group Band ini yaitu BILL CHASE.
Bill Chase dikenal sebagai seorang musisi handal yang sangat piawai dalam memainkan alat musik tiup Trumpet, melalui trompet nya dia dapat mengeluarkan suara melengking yang amat tinggi dan hingga kini belum ada seorangpun pemain trompet yang mampu mengeluarkan suara trompet yang melengking tinggi sebagaimana yang dilakukan oleh Bill Chase.
Sayang sekali tidak banyak yang mengenal group band dahsyat ini karena umurnya yang sangat singkat, mereka hanya sempat membuat 2 album saja semasa debut karier nya di belantara dunia musik sebelum ahirnya maut merenggut nyawa Bill Chase beserta ketiga orang rekan se-permainan-nya dalam group band Chase secara tragis dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang

CHASE di dirikan pada tahun 1970 dengan formasi 4 orang pemain trompet (termasuk Bill Chase tentunya) dan 4 orang rythm section plus 1 0rang vocalist. tidak kepalang tanggung, dalam waktu 1 tahun saja (1971) group band ini di-daulat sebagai BEST NEW ARTIST GRAMMY NOMINATION 1971.
Melalui lagunya "GET IT ON" nama CHASE meroket dan menyedot perhatian publik secara nasional karena keunikan komposisi dan kepiawaian permainan trompet dari ke 4 personilnya, klimaks yang diciptakan melalui aransemen permainan musiknya benar-benar amat memukau. Menurut pernilaian saya secara subjektif, seandainya saja group band ini masih ada, maka kedua group dengan Genre musik sejenis yang menjadi saingan mereka yaitu CHICAGO dan BLOOD SWEAR & TEARS tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan group CHASE baik dalam hal komposisi musik dan aransemen lagu, harmonisasi maupun skill masing-masing personil
Bill Chase memang benar-benar seorang tokoh musisi fenomenal, dia bukan hanya dikagumi publik non-musisi saja, tapi juga dikagumi oleh kalangan para musisi terutama dari Genre Jazz dan Rock, karena Bill Chase mampu memainkan kedua Genre yang sangat bertolak belakang tersebut dengan baik, bahkan memadukan keduanya secara perfect menjadi musik yang sangat memukau sekaligus menggebrak

Tragedi yang merenggut nyawa Bill Chase terjadi pada tahun 1974 saat Bill Chase men-carter pesawat terbang menuju Jackson MN untuk bermain dalam sebuah pagelaran concert CHASE. Saat itu cuaca amat buruk dan kondisi peralatan komunikasi di Airport Jackson MN sangat minim dan tidak memadai, akibatnya pesawat menukik jatuh dan baru ditemukan keesokan harinya..... semua penumpang dan awak pesawat tewas secara mengenaskan.
Kematian Bill Chase sang musisi legendaris menyebabkan juga matinya CHASE group band Jazz Rock fusion yang legendaris itu.
Anda dapat men-download semua lagu dari kedua album CHASE secara lengkap termasuk Lagu andalan mereka yang berjudul GET IT ON yang membuat nama group CHASE melambung menjadi sebuah super group kelas dunia#/music-lovers-free-download.blogspot.com#
READ MORE - CHASE

URIAH HEEP

komentar





Group band ini berasal dari Inggris, tempat berkumpul dan berkiprah nya para musisi kelas dunia, Uriah Heep didirikan pada tahun 1969. Saat baru mulai berdiri group band ini menjadi bahan kelakar para kritisi musik yang mengatakan Uriah Heep sebagai "The Beach Boys of Heavy Metal"karena gaya melodis lagu-lagunya dan juga gaya koor vocal dan backing vocalnya agak berbau The Beach Boys, sangat kontradiktif dengan di Indonesia, dimana salah satu majalah musik terkenal di Bandung menganggap bahwa Uriah Heep menjiplak Deep Purple, namun sebenarnya gaya musik Uriah Heep merupakan perpaduan antara Progressive Rock, Hard Rock, Heavy Metal, Jazz, dan bahkan unsur musik Country.
Sekalipun Uriah Heep sempat menjadi "raja" di Inggris dan Banua Eropa, group ini tidak pernah berhasil mendobrak pangsa pasar di Amerika dalam penjualan album-albumnya, kecuali 3 buah lagu hit-nya yaitu Easy Livin', Sweet Loraine dan Stealin. Uriah Heep berjaya di perioda tahun 70 an dengan album-albumnya yang menjadi hit dan tentunya telah anda kenal seperti.....
Come Away Melinda, Gypsy, Circle of Hands, Lucy Blues dan lain-lain. Ciri khas musik Uriah Heep terletak pada sound guitar nya Mick Box dan raungan suara keyboard Ken Hensley, sound yang dihasilkan kedua musisi ini sangat mendominasi warna dan corak musik Uriah Heep. "Very 'Eavy..Very 'Umble" adalah album pertama Uriah Heep yang "meledak"sekaligus mengantar group ini kepada kesuksesan, dilanjutkan dengan album kedua mereka "Salisbury" yang warna musiknya cenderung dominan ke arah Progressive Rock, Nama Uriah Heep semakin melambung tinggi setelah mereka merilis album ketiganya "Look At Yourself" dengan lagu "kojo" nya yaitu July Morning, sebuah lagu yang manis dan menyentuh ditengah hiruk pikuknya lengkingan suara gitar Mick Box dan raungan suara Keyboard Ken Hensley.
Selama kiprahnya di belantara musik group ini telah mengalami bongkar pasang personil, tercatat disini Uriah Heep mengganti drummer nya sampai 5 kali, Bass 4 kali, Lead vocal 2 kali.



Pada tahun 1975, Gary Thain Bassist andalan Uriah Heep ditemukan tewas di rumahnya akibat mengkonsumsi heroin secara berlebihan hingga over dosis, Gary Thain meninggal pada usia yang masih sangat muda, 27 tahun.
Tahun 1976 John Lawton (ex Lucifer's Friend) menggantikan posisi David Byron sebagai vocalist utama Uriah Heep, kehadiran John Lawton membawa perubahan yang cukup signifikan pada warna musik Uriah Heep. Corak musik Uriah Heep menjadi cenderung kearah Hard Rock. Bersama John lawton Uriah Heep berhasil menduduki anak tangga pertama dari Top Fourty Chart Hit di Australia dengan lagunya Free Me. John Lawton mengundurkan diri dari posisinya sebagai vocalist Uriah Heep pada tahun 1980 posisinya digantikan oleh John Sloman, kehadiran vocalist baru ini ternyata kurang berkenan dihati para fans Uriah Heep, sehingga tahun 1980 tercatat sebagai tahun kemunduran dari group band ini, ahirnya Ken Hensley pun meninggalkan Uriah Heep, yang dilanjutkan oleh Lee Kerslake yang juga meninggalkan Uriah Heep pada tahun 2007 karena kesehatannya yang merosot drastis, kekosongan in diisi oleh Russell Gilbrook sebagai pemain drum Uriah Heep sampai sekarang, maka satu-satunya personil asli Uriah Heep cuma Mick Box. dengan formasinya yang sekarang Uriah Heep merilis album terbarunya pada tahun 2007 yang berjudul "Wake The Sleeper". Foto berikut dibawah ini adalah foto formasi Uriah Heep sampai sekarang


Demikian sejarah singkat Uriah Heep pada sajian koleksi saya kali ini, sebagaimana biasa dibagian bawah setelah daftar download lagu, saya sajikan extra bonus berupa Video Uriah Heep yang membawakan lagu July Morning, hanya saja ini merupakan formasi Uriah heep yang sekarang.
READ MORE - URIAH HEEP

Rock bergema

komentar

Penampilan dua pentolan God Bless, Ahmad Albar dan Ian Antono, di Hotel Kartika Graha kemarin malam benar-benar membangkitkan selera musik rock penggemarnya. Sepanjang penampilan mereka, pengunjung yang mayoritas kelompok muda Javanoea terus mengikuti syair lagu yang dinyanyikan.

Bahkan ketika Albar mengakhiri penampilannya, pengunjung merasa tak rela. Mereka pun minta mantan suami Rini S. Bono tersebut menyanyi lagi. "We one more...We one more....," teriak penggemar serempak.

Didaulat menyanyikan lagu kembali, dengan spontan Iyek -sapaan Albar- dan Ian Antono tak bisa menolak. Mereka kembali naik panggung dan memberi bonus bagi penggemarnya lewat tembang berjudul Bla...Bla...Bla.

Kehadiran dua rocker papan atas Indonesia itu terasa spesial di Kota Malang. Selain khusus datang dalam ajang reuni sekaligus HUT ke-31 kelompok muda Javanoea, dua pentolan grup God Bless itu menumpahkan perasaannya setelah meninggalnya Ucok "AKA" Harahap, Kamis (3/12). Apalagi, aksi Albar dan Ucok pernah populer lewat grup Duo Kribo. Tiga album berhasil mereka rilis. Salah satunya bertitel Neraka Jahanam. "Saya benar-benar kehilangan. Ucok rocker legendaris Indonesia," ungkap Albar.

Rasa kehilangan juga disampaikan salah satu sesepuh Javanoea, Ovan Tobing. Ovan menceritakan bahwa perjalanan Javanoea dengan Ucok sangat erat. Bahkan, Ucok sempat menciptakan lagu untuk Arema.

Meski sedikit larut dalam nuansa sedih sepeninggal Ucok, Albar dan Ian tetap all out menghapus dahaga kaum muda Malang akan musik rock. Meski tembang-tembang yang dibawakan adalah tembang masa lampau, semangatnya tetap sama. Yakni membangkitkan semangat anak-anak muda Malang untuk berprestasi di jalur musik. Beberapa lagu yang dibawakan Albar adalah Semut Hitam, Menjilat Matahari, Dunia Huru-Hara, Dunia Dibakar Api, Raksasa, Biarlah Aku Pergi, dan Syair Kehidupan.

Selain dipadati kaum muda Javanoea, konser kenangan itu juga dihadiri beberapa pejabat. Tampak Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan sang istri, Dewanti, serta anggota DPRD Kota Batu dan Kota Malang. Juga tampak Ketua KPU Kota Malang Hendry. (nen/yn)#.jawapos.com#
READ MORE - Rock bergema

Download fistival rock indonesia era 80 an

Rabu, 02 Desember 2009 komentar

Jika kamu ingin menambah kolesi lagu rock indonesia. Di sini menyediakan festival rock indonesia era 80
CARA DOWNLOAD:

1. klik pada pojok kanan mp3 west,mp3 east
2. klik judul lagu
3. klik kiri atas UNDUH
4. BARU KAMU BISA DOWNLOAD
SILAHKAN MENCOBA
READ MORE - Download fistival rock indonesia era 80 an

hitam kemilau

Sabtu, 28 November 2009 komentar




READ MORE - hitam kemilau

suuiit ...suuuiiit

komentar




READ MORE - suuiit ...suuuiiit

sssttttt

komentar




READ MORE - sssttttt

MANOWAR"15 bahasa dalam album 2009

komentar

Manowar sedang mengerjakan sebuah lagu dalam 15 bahasa (dan mungkin bisa lebih) yang akan masuk dalam album terbaru mereka nanti. Kita akan sama-sama menanti kepiawain Eric Adams sebagai vokalis multi-bahasa. Sementara itu, Donnie Hamzik, drummer pertama Manowar, akan ikut berpartisipasi dalam tur yang digelar Manowar di tahun 2009 mendatang. Manowar bersama Holyhell akan menjadi bintang utama di beberapa festival besar musik metal di Eropa, termasuk Magic Circle Festival III yang digelar di Loreley di atas sungai Rhine di Jerman pada tanggal 18 Juli. Kabar terakhir menyatakan bahwa lagu baru dalam 15 bahasa tersebut beserta beberapa lagu baru lainnya bakal dimainkan dalam festival tersebut….#wordpress.com#
READ MORE - MANOWAR"15 bahasa dalam album 2009

Mulan Cemburu Dhani Dekati Dewi Persik?

komentar


Mendengar kabar Ahmad Dhani yang mendekati Dewi Persik, kabarnya menyulut api cemburu Mulan Jameela. Benarkah?

"Aku nggak cemburu sama Dewi, itu kan salah satu daya tarik yang luar biasa buat RCM (Republik Cinta Management), malah bagus untuk kemajuan RCM dan juga management.

Mulan juga mengaku tak keberatan jika Dhani mendekati Dewi Persik. "Semua orang berhak punya keputusan, begitu pula mas Dhani. Menurut aku, apapun yang dilakukan mas Dhani dan management pasti berpengaruh positif buat RCM," tambah Mulan di Studio Penta, 26 November 2009.

Pelantun "Makhluk Tuhan Paling Seksi" ini juga sama sekali tidak merasa tersaingi oleh kehadiran Dewi Persik. Ia mengaku mendukung penuh keputusan Ahmad Dhani untuk merekrut Dewi masuk dalam RCM.

"Menggandeng Dewi sebagai ikon baru di RCM adalah langkah yang bagus untuk memajukan RCM. Aku hanya bisa mendukung keputusan Mas Dhani dan management. Lagipula Dewi memiliki suara yang bagus, karakternya juga oke. Kalo di eksplore RCM secara bisnis, hasilnya pasti bagus. Apalagi kalo kolaborasi sama Mas Dhani, ya tambah baguslah," ungkap Mulan.#showbiz.vivanews.com#
READ MORE - Mulan Cemburu Dhani Dekati Dewi Persik?

Sejarah Musik Rock Indonesia

Sabtu, 14 November 2009 komentar

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.
READ MORE - Sejarah Musik Rock Indonesia

sejarah music rock

komentar

Sejarah musik rock memiliki asal yang beragam. Di awal tahun 1950an orang berdebat mengenai akar dari musik rock and roll ini. Musik rock pada dasarnya dieksplor dan dikembangkan oleh banyak orang namun demikian akar musik rock yang paling kuat adalah pada musik blues dan rhythm. Blues dan rhythm lalu memproduski sebuah lagu yang oleh beberapa orang diklaim sebagai lagu rock and roll pertama berjudul ‘Rocket ‘88′ oleh Jackie Brenston.

Dengan berjalannya waktu, black musik yang dianggap sebagai musik ‘ras’ ini mulai disukai. Pendengar kulit putih juga mendengarkan lagu-lagu R&B dan membeli rekamanan ‘ras’ ini. Masuknya black music ke telinga audience mainstream mempopulerkan Motown, label rekaman khusus untuk black music yang menjadi bagian terbesar musik pop tahun 1960an. Namun demikian, kebanyakan pendengar kulit putih hanya mendengarkan black music bila lagu-lagu tersebut dinyanyikan ulang oleh penyanyi kulit putih.

Di akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an kebanayakn pendengar muda mendengarkan campuran dari musik rock and roll, pop dan R&B. Rock bagaimanapun masih dilihat sebagai jenis musik sendiri sampai akhir tahun 1960an dengan adanya Motown, The Beatles, Rolling Stones dan aliran rock keras seperti Led Zeppelin dan Jimi Hendrix.

menurut :http://www.lalightsindiefest.com



————————————————————–



Rock and roll (sering ditulis sebagai rock ‘n’ roll) adalah genre musik yang berkembang di Amerika Serikat di akhir tahun 1940-an, dan mencapai puncak kepopuleran di awal tahun 1950-an. Dari Amerika Serikat, genre musik ini tersebar ke seluruh dunia. Rock and roll melahirkan berbagai macam subgenre yang secara keseluruhan dikenal sebagai musik rock.

Ciri khas rock and roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya dipadu dengan lirik. Rock and roll menggunakan beat yang didasarkan salah satu ritme musik blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen backbeat yang hampir selalu diisi pukulan snare drum. Versi klasik dari rock and roll dimainkan dengan satu atau dua gitar listrik, gitar bas listrik, dan drum set. Perangkat kibor sering dimainkan sebagai alat musik tambahan. Bila dimainkan dengan dua gitar listrik, gitar listrik yang dimainkan untuk memberi melodi disebut guitar lead, sedangkan gitar untuk memberi ritme dan harmoni disebut gitar ritme. Saksofon sering dijadikan instrumen melodi pada gaya rock and roll awal tahun 1950-an, tapi digantikan perannya oleh gitar elektrik di pertengahan tahun 1950-an. Di akhir tahun 1940-an, bentuk awal rock and roll bahkan memakai piano sebagai instrumen melodi. Salah satu cikal bakal rock and roll adalah musik boogie woogie dengan piano sebagai melodi, seperti permainan musik berbagai kelompok big band yang mendominasi dunia musik Amerika dekade 1940-an. Kepopuleran rock and roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang tidak terduga. Rock and roll bukan saja mempengaruhi gaya bermusik, tapi sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang sukses sebagai bintang film dan televisi.

Istilah slang “rock and roll” sering dipakai orang berkulit hitam untuk menyebut “hubungan seks“. Penyanyi wanita Trixie Smith pertama kali menggunakan istilah “rock and roll” dalam lagu “My Baby Rocks Me With One Steady Roll” yang diedarkan tahun 1922,
READ MORE - sejarah music rock

Para Mantan Lady Rocker Indonesia dan Aktivitasnya Kini

Rabu, 11 November 2009 komentar

Usia Ita Purnamasari kini menginjak 42 tahun. Walau begitu, semangat istri musikus Dwiki Darmawan itu untuk berkarya tak jua kendur.

Walau absen dari dapur rekaman sejak 2002, penyanyi yang memopulerkan lagu Penari Ular karya Arthur Kaunang itu kembali merilis album baru bertajuk Kembali, Yang Terbaik pada Juli lalu. Sekarang wanita yang pernah menyabet gelar Penyanyi Rock Wanita Terbaik dari BASF Award pada 1990 itu sedang mencoba keliling Jawa untuk promo di radio.

''Video clip segera nongol di TV. Yah, beginilah, sekarang untuk muncul di televisi mesti ngantri dulu. Maklum, banyak band baru,'' ujar Ita dengan logat Jawa Suroboyoan yang masih kental.

Pemilik nama lengkap Ita Diah Permatasari itu kini menggandeng Zaki, vokalis grup band rock Kapten, sebagai partner duet di salah satu lagu dalam labum barunya, Cuma Kamu. Penyanyi dengan suara tinggi mezzo sopran itu mengatakan, itulah salah satu bentuk adaptasinya dengan belantika musik tanah air saat ini.

''Dia (Zaki, Red) semoga bisa menjadi senjata dan menjembatani saya dengan para penggemar musik yang berusia muda,'' terang Ita yang mengaku mulai mencicipi gegap-gempita panggung besar bersama grup band Rasio pada Festival Musik Rock se-Indonesia di Stadion Tambaksari Surabaya.

Banyak adaptasi yang dilakukan Ibunda M. Fernanda Darmawan, 12, itu saat usianya tak lagi muda, terutama untuk membuat julukan lady rocker tetap melekat kepadanya. ''Dandanan khas Ita dulu juga tetap saya lestarikan. Kalau manggung, saya masih memakai jaket jins, rok mini, dan legging (stocking hitam, Red) kok,'' ujarnya.

Ita kini juga tampil lebih kalem. ''Jingkrak-jingkak kan harus, sebagai ciri khas penyanyi rock. Walaupun sudah tak bisa guling-guling lagi kayak dulu,'' ujar penyanyi yang pernah populer dengan lagu hits berjudul Cintaku Padamu karya Younky Soewarno dan Maryati itu.

Dalam pengerjaan album barunya, Ita juga mengaku banyak menahan diri. Sebab, Cuma Kamu, menurut dia, beat-nya sedikit lambat. ''Agak mellow dan mendayu-dayu. Sebab, itu yang banyak digandrungi masyarakat saat ini. Beberapa kali saya diingatkan agar tak terlalu ngotot dan mengeluarkan power saat take (pengambilan, Red) vokal oleh pengarah vokal. Tapi, sulit Mas menghilangkan kebiasaan ngerock itu,'' terang penyanyi yang kini bernaung di bawah label Target Top itu.

Satu obsesi yang kini sedang dicoba dia raih adalah konser tunggal. Rencananya, hal itu digelar pada Februari tahun depan. ''Selain nunggu lagu baruku agar banyak dikenal orang, kini Mas Dwiki mengurus sponsor pertunjukan itu,'' katanya.

Sementara itu, pelantun tembang Emen Yossy Lucky juga tengah berusaha mempertahankan ''gelar''-nya sebagai lady rocker dengan menggarap album baru. Itu lakukan Yossy setelah vakum dari dunia rekaman sejak 2002. Tetapi, penyanyi yang kini berjilbab itu memilih untuk menggarap proyek idealis album bernuansa religi.

''Suami saya yang menjadi produsernya. Sebab, kini sulit sekali untuk deal dengan para pelaku industri musik,'' terang Yossy ditemui di rumahnya di daerah Margahayu, Bandung.

Ibu Sulthan Ramdani, 10, dan Salman Ramdani, 7, itu kini bertekad untuk rajin latihan lagi. Itu dilakukan untuk mengantisipasi jika albumnya meledak di pasaran dan tawaran manggung berdatangan kembali. ''Tapi, ya begitulah penyakit m alias malas selalu datang. Tapi, tiba-tiba semangat lagi jika saya merasa kangen dengan dunia panggung,'' ujar pemilik nama asli Yossy Sarah Lucky itu, lantas terkekeh.

Selain itu, menurut dia, latihan akan menjadi kompensasi dari aktivitasnya di dunia entertainment yang drop. ''Saya sekarang jarang banget manggung. Terakhir saat tampil di acara Zona 80, Metro TV Agustus lalu. Begitu turun panggung, suami saya bilang suara Yossy jelek. Itu yang membuat saya termotivasi untuk latihan kembali,'' ujar pengagum duo Roxxete itu.

Yossy yang mengaku masih gemar pergi ke kafe mengungkapkan bahwa albumnya yang segera diluncurkan ke pasar pada 2010 nanti sarat misi. Selain sebagai ajang pembuktiannya sebagai lady rocker yang masih memiliki taji, Yossy ingin menunjukkan bahwa penjualan proyek idealisme tak selalu seret di pasaran.< sumber jawa pos>
READ MORE - Para Mantan Lady Rocker Indonesia dan Aktivitasnya Kini

Gembels

Minggu, 08 November 2009 komentar

Gembels, adalah singkatan dari gemar belajar. Terbentuk bulan Oktober 1969. Anggota grup band asal Solo ini adalah Viktor Nasution (organ dan terompet), Rudy Ananto (leader guitar dan sax), Abu Bakar (bass), Minto dan Yoyok (drum), Anas Zaman (piano, organ dan fluit), Ardi Karlosa (gitar dan biola) dan Micky Saparvi (organ) pada saat berdiri semuanya berstatus mahasiswa. Gembels pernah show di Singapura. Selama kariernya grup band ini menghasilkan album Pahlawan dan Tragedi Kaki Lima.
READ MORE - Gembels

Michael Franks

komentar

Michael Franks grew up in southern California with his father Gerald, his mother Betty and two younger sisters. Although no one in his family played music, his parents loved swing music and his early influences included Peggy Lee, Nat King Cole, Ira Gershwin, Irving Berlin and Johnny Mercer. At age 14 Michael bought his first guitar, a Japanese Marco Polo for $29.95 with six private lessons included - the only music education that he received.

At University High in Irvine, Michael discovered the poetry of Theodore Roethke with his off-rhymes and hidden meter. In high school, he began singing folk-rock, accompanying himself on guitar. Studying English at UCLA Michael discovered Dave Brubeck, Patti Page, Stan Getz, Joao Gilberto, Antonio Carlos Jobim and Miles Davis. He never studied music in college or later[1], but rather earned an B.A. from UCLA in Comparative Literature in 1966, and a M.A. from the University of Oregon in 1968. He had a teaching assistantship in a Ph.D. program in American literature at the University of Montreal before returning to teach part-time at UCLA.

During this time he started writing songs, starting with the antiwar musical Anthems in E-flat starring Mark Hamill. He also composed music for the films Count Your Bullets, Cockfighter, and Zandy's Bride, starring Liv Ullmann and Gene Hackman. Sonny Terry and Brownie McGhee recorded three of Michael's songs, including "White Boy Lost in the Blues", on their album Sonny & Brownie. Michael played guitar, banjo and mandolin on the album and joined them in touring. In 1973, Michael recorded an eponymous album (later reissued as Previously Unavailable), which included the minor hit "Can't Seem to Shake this Rock 'n Roll."

In 1976 Michael released his second album The Art of Tea, beginning a long relationship with Warner Brothers Music. The Art of Tea featured Joe Sample, Larry Carlton and Wilton Felder of The Crusaders and included the hit song "Popsicle Toes." Michael's third album, Sleeping Gypsy, which includes the song "The Lady Wants to Know," was partially recorded in Brazil. Around this time, percussionist Ray Armando first gave Michael what would become a signature instrument - a cabasa - to play on stage for songs he didn't play guitar on. Burchfield Nines, which includes the song "When the Cookie Jar is Empty", reflects Michael's move to New York City and features more of an East Coast sound. Since then, Franks has recorded more than 15 albums.

His best known works include "When I Give My Love To You", "Popsicle Toes", "Monkey See, Monkey Do", "Tiger in the Rain", "Rainy Night in Tokyo", and "Tell Me All About It". His biggest hit came in 1983 with "When Sly Calls (Don't Touch That Phone)", from the album Passionfruit. Radio hits include "Your Secret's Safe With Me" from the 1985 album Skin Dive, and "Island Life" from 1987's The Camera Never Lies.

READ MORE - Michael Franks

Sylvia Saartje

Kamis, 05 November 2009 komentar

Siapakah penyanyi rock wanita pertama di Indonesia? Jawaban yang mendekati dipastikan adalah Sylvia Saartje. Jauh sebelum booming istilah lady rockers di dasawarsa 80-an yang melekat pada sosok, seperti Nicky Astria, Nike Ardilla, Mel Shandy, Ita Purnamasari, Yosie Lucky, Ayu Laksmi, Atiek CB, Lady Avisha, Cut Irna, dan masih sederet panjang lainnya. Nicky Astria dan kawan-kawan patut berterima kasih kepada Sylvia Saartje yang bisa dianggap sebagai pembuka jalan bagi mencuatnya penyanyi rock wanita. Disayangkan, sosok Sylvia Saartje nyaris tak terdengar lagi kiprahnya. Tak sedikit yang tidak mengenal siapa Sylvia Saartje, wanita berdarah Maluku - Belanda yang dilahirkan 15 September 1957 di Arnhem, Belanda. Namun, bagi penggemar musik rock era 70-an, Sylvia Saartje yang kerap dipanggil dengan nama kesayangan Jippie, ini, adalah daya tarik sebuah pentas pertunjukan rock yang saat itu didominasi oleh para pemusik lelaki. Bisa dibilang, Sylvia Saartje berlenggang sendirian dalam kancah musik rock Indonesia. Nuansa Blues Bayangkan, ketika majalah anak muda terbitan Bandung, Aktuil menggelar pertunjukan beraroma keras bertajuk Vacancy Rock pada 1972, Sylvia tercatat satu-satunya artis wanita yang berjingkrak-jingkrak meneriakkan lagu-lagu rock. Saat itu, ia dianggap pas melantunkan repertoar milik grup legendaris Led Zeppelin. Rasanya hanya Sylvia jualah yang pas menghayati nuansa blues milik almarhumah Janis Joplin. Bahkan, di tahun 1974 dalam sebuah pertunjukan musik rock di kampus Universitas Padjadjaran Bandung, Sylvia mendapat sambutan luar biasa ketika menyanyikan lagu Pink Floyd dari album Dark Side of The Moon bertajuk 'The Great Gig in The Sky'. Penampilan vokalnya nyaris sempurna. Saat itu secara tidak langsung penonton langsung membandingkan volal Sylvia dengan Claire Tory, artis wanita yang menjadi penyanyi tamu dalam album Pink Floyd. Dunia SeniSylvia Saartje, yang saya temui di Bali beberapa waktu lalu, bercerita panjang lebar mengenai kiprahnya di dunia musik. ''Sebetulnya aku tak hanya berkarier di musik. Tapi juga di teater, film, fashion, dan juga menari,'' cerita Sylvia Saartje yang tahun ini genap berusia separuh abad. Bakat menyanyi mulai terlihat sejak kecil tatkala Sylvia Saartje aktif tergabung dalam paduan suara gereja. Dalam usia 10 tahun, dia pun telah memberanikan diri mengikuti ajang Bintang Kecil di RRI Malang, Jawa Timur. Sylvia memang memilih musik sebagai pilihan hidup. Ketika berusia 11 tahun, dia mulai diajak bergabung sebagai vokalis band Tornado. ''Saya bergabung dengan Tornado dari tahun 1968 hingga 1970,'' ungkapnya. Di tahun 1970, ia mulai mengukir prestasi dengan masuk sebagai 10 besar finalis Lomba Bintang Radio se-Provinsi Jawa Timur. Walaupun berkutat dengan musik pop, namun, nurani Sylvia bergelegak dalam pusaran dinamika musik rock. Memasuki dasawarsa 70-an, seniman ini mulai terlihat fokus menyanyikan repertoar rock dengan diiringi sederet grup musik yang berada di Jawa Timur, mulai dari The Gembell's, Bentoel, Avia's, Elfira, Bad Session, Oepet, Arfack Band, dan banyak lagi. Senia PeranDi samping memilih jalur musik rock, Sylvia Saartje pun mengembangkan bakat seni peran yang dimilikinya. Pada tahun 1972, sutradara Ostian Mogalano mengajak Sylvia ikut bermain dalam film laga bertajuk Tangan Besi. ''Saat itu aku memang ingin cari pengalaman seni di luar musik. Kebetulan dapat peran kecil,'' paparnya. Pada dasawarsa 80-an, Sylvia banyak terlibat dalam beberapa film layar lebar, di antaranya mendapat peran utama dalam film Gerhana (1985). ''Selain berakting, saya juga diminta untuk menulis ilustrasi musiknya bersama Buche Patty,'' tambahnya lagi. Band Wanita Di tahun 1976, wartawan Mashery Mansyur berniat membentuk band rock wanita. Lalu menyatulah nama-nama, seperti Sylvia Saartje (vokal), Reza Anggoman (keyboards), Rini Asmara (drums), Senny (bass), Lis April (gitar), dan Lenny (gitar) dalam sebuah band dengan nama The Orchid. Sayangnya, usia grup ini tidak panjang. Setelah dikontrak bermain di beberapa tempat, The Orchid pun dinyatakan bubar. ''Walau gagal dalam membentuk band, tapi semangat bermusik saya tak pernah pudar,'' ujar Sylvia Saartje. Setahun kemudian, Ian Antono, gitaris God Bless, menawarkan solo karier bagi Sylvia pada perusahaan rekaman Irama Tara. ''Saya merasa senang luar biasa. Apalagi yang mengajak saya adalah Ian Antono, pemusik rock ngetop yang seasal dengan saya, yaitu Malang,'' Tuturnya. Saat itu, Ian Antono baru saja sukses menggarap album Duo Kribo di perusahaan Irama Tara. Ternyata album bertajuk Biarawati berhasil sukses di pasaran. Lagu ini sering diputar di berbagai radio swasta di penjuru Nusantara. Sayangnya, kerja sama dengan Ian Antono hanya berlangsung di album perdana saja. ''Saya sempat frustrasi, karena album-album solo sesudahnya tidak mampu menyamai sukses album Biarawati, kata Sylvia Saartje dengan mata menerawang. Padahal, album-album solo Sylvia Saartje justru didukung banyak pemusik berkualitas, semisal Jopie Item, Christ Kaihatu, Farid Hardja, Country Jack, Debby Nasution, dan Totok Tewel. ''Mungkin, karena persenyawaan saya dengan gaya musik mereka tidak cocok,'' ujarnya lagi. Sejak tahun 1997, praktis Sylvia Saartje memang belum pernah merilis album baru lagi. ''Tapi, saya terus menulis lagu.'' Musik memang telah menyatu dalam pembuluh nadinya.
READ MORE - Sylvia Saartje

metallica

Jumat, 26 Juni 2009 komentar


Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles - Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut.
Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass). Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre tahun 1981.
Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh Dave Mustaine dan posisi Ron digantikan Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli 1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke New York.
Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek kebeberapa kota. Sayang Hetfield dan Mustaine malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Mustaine keluar dan kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk Hammett , gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian mengeluarkan album Kill 'Em All pada bulan Mei 1983.
Pada tahun 1984, Metallica semakin besar dengan menerbitkan album Ride the Lightning. Album ini bertahan 50 minggu dalam Billboard Top 200. Demi memperlancar promosi mereka juga mengeluarkan mini album Jump In The Fire.
September 1985, Metallica memproduksi album Master Of Puppets. Kembali Metallica masuk Billboard Top 40 selama 72 minggu. Album ini merupakan album yang meraih platinum tanpa single dan video.
Tanggal 27 September 1986, dalam perjalanan tur ke Skandinavia - bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Cliff Burton (bass) meninggal dunia. Peristiwa ini begitu memukul seluruh anggota band. Bahkan Dave Mustaine yang telah mendirikan Megadeth, mengenang kematian Cliff dalam lagu In My Darkest Hour (album Megadeth: So far.. So Good.. So What!). Oktober 1986, posisi Cliff Burton digantikan oleh Jason Newsted, basis dari grup Floatsam And Jetsam.
Album ...And Justice For All beredar September 1988. Disinilah Metallica mulai mengeluarkan video klip. Video pertama mereka adalah untuk lagu One, video ini mencapai nomor 1 di MTV. Keberhasilan ini kemudian mendorong produksi video klip Cliff 'Em All sebuah video kenangan untuk Cliff Burton.
Akhir 1990 album Metallica direkam. Album ini membuat Metallica mencapai penjualan quadruple platinum dan menjadi album nomor satu di delapan negara Amerika dan Eropa. Serta meraih penghargaan Grammy Award, kategori Penampil Metal Terbaik dua tahun berturut-turut.
Basis jason Newsted mengundurkan diri dari band setelah bersitegang dengan James Hetfield. Perseteruan ini disebabkan Jason Newsted lebih menghabiskan waktu dengan proyek-nya sendiri. Anggota band yang lain menganggap Metallica harus diutamakan, meskipun pada saat itu Metallica sedang vakum.
Grup ini pada saat ini beranggotakan Lars Ulrich (drums), James Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammett (gitar) dan Robert Trujillo (bass). Mantan anggota lainnya termasuk Ron McGovney (bass), Dave Mustaine (gitar), Cliff Burton (bass) dan Jason Newsted (bass).
READ MORE - metallica

iron maiden

Sabtu, 20 Juni 2009 komentar

Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain bas Steve Harris. Mereka telah meraih kesuksesan dan mempengaruhi banyak kelompok musik lainnya. Mereka juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy Metal.
Anggota
Bruce Dickinson - vokal (1981-1993, 1999-sekarang)
Dave Murray - gitar (1976-sekarang)
Adrian Smith - gitar (1980-1990, 1999-sekarang)
Janick Gers - gitar (1990-sekarang)
Steve Harris - bas (1975-sekarang)
Nicko McBrain - drums (1983-sekarang)
Pendiri
Steve Harris
Dave Murray (menggantikan Dave Sullivan setelah 2 bulan)
Paul Di 'Anno - vokal (1975-1976)
Terry Rance - gitar (1975-1976)
Ron Matthews - drums (1975-1977)
READ MORE - iron maiden

grass rock

Kamis, 11 Juni 2009 komentar

Grass Rock merupakan salah satu band lulusan festival rock yang diselenggarakan oleh Log Zhelebour. Band ini terbentuk pun karena terdorong untuk mengikuti Djarum Super Rock Festival itu. ''Gue memang semangat banget, soalnya itu kan pertama kalinya ada festival di Indonesia,'' ujar Mochamed Reza akrab dipanggil Rere, kelahiran Sukabumi, 18 Agustus 1968 ini.
Pada tahun 1984 itu formasi pertama Grass Rock adalah Hari (vokal), Mando (kibor), Harto (gitar), Yudi (bas), dan Rere (dram). Mereka kemudian mengikuti festival itu tapi gagal menjadi juara. Tahun 1985 Grass Rock kembali mengikuti Djarum Super Rock Festival, kali ini mereka beruntung memperoleh juara III dan Rere memperoleh gelar The Best Drumer. ''Wah makin semangat saja kita ngerocknya,'' tuturnya. Lalu Grass Rock pun memperoleh kesempatan untuk selalu mengikuti show yang diselenggarakan oleh Log Zhelebour.
Sebagai sebuah grup Grass Rock paling kerap mengganti vokalis, di antaranya adalah Karnoto, Arief, Zulkarnain, dan vokalis terakhir Dayan (adik Rere) yang sempat duet dengan Zulkarnain.
Ketika Zulkarnain masuk di tahun 1986 Grass Rock kembali mengikuti Djarum Super Rock Festival, dan berhasil jadi Juara I. Rere pun kembali menyabet gelar The Best Drumer. Mereka lantas memperoleh kesempatan dari Log Zhelebour untuk mengikuti tur 10 kota untuk mengiringi God Bless.
Tahun 1987 mereka ikut festival lagi dan kembali memperoleh Juara I dan The Best Drumer, ditambah Mando memperoleh gelar The Best Keyboard. ''Setelah itu kita dapat juara terus kalau ikut festival, wah pokoknya kita lagi di atas angin deh saat itu,'' papar Rere penuh semangat.
Setelah itu tawaran show pun makin berdatangan dan mereka tidak lagi mengikuti festival-festival. Kerjasama dengan Log pun berakhir di tahun 1988. Karena merasa jam terbang sudah banyak mereka pun terpikir untuk membuat album. Lalu mulailah mereka membuat komposisi sendiri.
Grass Rock telah merilis empat album Anak Rembulan (1990), Bulan Sabit (1992), Grass Rock (1994), Menembus Zaman (1998), dan satu single Rock Kemanusiaan "Prasangka". Setelah ditinggal Dayan yang meninggal 1999, Grass Rock tingga Mando (kibor), Edi Kemput (gitar), Yudi (bas), dan Rere (dram).
READ MORE - grass rock

elpamas

komentar

Elpamas" adalah sebuah kelompok musik Rock asal Malang, Indonesia yang dibentuk pada tahun 1983.
Sejarah
Nama Elpamas tadinya merupakan kependekan dari “Elektronik Payung Mas”, nama sebuah toko elektronik milik Anthony Depamas yang menyuplai peralatan band buat para personel Elpamas. Belakangan, kepanjangan nama Elpamas diplesetkan ke dalam bahasa Jawa, yaitu Elek-elek Pandaan Mas. Karena band ini memang berasal dari daerah Pandaan, Malang (Jawa Timur).
Awal terbentuk, sekitar tahun 1983, Elpamas tidak langsung memainkan musik rock. Lewat panggung-panggung tingkat RT dan ‘bergerilya’ dari kampung ke kampung, Elpamas dikenal luas sebagai band yang mengusung musik dangdut.
Tapi kemudian, Elpamas tidak terlalu lama mengusung jenis musik ini. Tahun berikutnya, menjelang mengikuti festival rock yang digelar oleh Log Zhelebour mereka pun ganti haluan.
Elpamas mulai memperlihatkan talentanya sebagai grup rock yang layak diperhitungkan saat mereka berhasil merebut gelar Juara III di “Festival Rock Se-Indonesia” tahun 1984. Bahkan saat event tersebut digelar lagi pada tahun 1985 dan 1986, Elpamas yang waktu itu diperkuat oleh Dollah Gowi (vokal), Toto Tewel (gitar), Didiek Sucahyo (bas), Edi Daromi (kibor) dan Rastato mampu meraih predikat Juara I selama dua kali berturut-turut. Sementara Toto Tewel, juga mampu mengantongi gelar sebagai gitaris terbaik.
Karir Elpamas kemudian semakin terasah dengan seringnya mereka tampil di pentas-pentas musik besar, antara lain mendampingi God Bless pada “Tour Raksasa Gudang Garam”, tahun 1989.
Di dunia rekaman, nama Elpamas juga mampu mencatat prestasi yang cukup lumayan. Salah satu lagunya, yaitu Pak Tua menjadi tembang klasik mereka yang mungkin paling dikenal masyarakat. Tembang karya Pitat Haeng (nama samaran yang digunakan Iwan Fals) yang termuat di album Tato tersebut konon mampu mendongkrak penjualan albumnya hingga mencapai angka 5 keping. Sebuah jumlah yang menyedihkan pada masa itu. Itupun dibeli oleh orang tuanya masing-masing.
Lagu itu sendiri — yang bercerita tentang seorang penguasa yang sudah tua tapi belum mau pensiun — sempat dicekal, tidak boleh ditayangkan di TV. Pasalnya, liriknya dianggap telah menyinggung penguasa orde baru.
Gonta Ganti Vokalis
Elpamas sering sekali terjadi pergantian formasi sehingga mempengaruhi kestabilan grup. Sehingga baru enam album yang dihasilkan dalam waktu 15 tahun
Misalnya posisi vokalis. Elpamas sudah sembilan kali ganti vokalis. Di antaranya, ada nama Dollah Gowi, Baruna (sempat membentuk kelompok Legend Bee dan kini mengibarkan grup Jagad) dan Ecky Lamoh (ex-vokalis EdanE). Bahkan, Andy Liany sempat pula bergabung, meski tidak sempat masuk rekaman. Sementara itu, Doddy Keswara masuk formasi setelah disodorkan oleh Baruna.
Selain karena mereka memang kurang produktif mengeluarkan album rekaman, waktu Elpamas juga lebih banyak tersita untuk tampil di kafe-kafe. Belum lagi beberapa personelnya banyak terlibat proyek lain. Toto Tewel misalnya. Bersama Doddy Keswara, ia turut memperkuat grup Kantata, pimpinan Setiawan Djody dan sesekali mengisi gitar untuk beberapa penyanyi solo.
Dengan banyak bermunculan grup musik baru, justru memacu mereka untuk tetap berupaya mempertahankan eksistensi Elpamas. Salah satu jalan yang ditempuh ialah dengan menciptakan pasar musik di panggung. Mereka memilih memperbanyak bermain di kafe-kafe membawakan lagu dari grup legendaris tahun 70-an seperti Deep Purple, Led Zeppelin, Uriah Heep, Yes dan Kansas.
Setelah merilis Dongeng, Didik Sucahyo cabut dari Elpamas. Posisinya sempat digantikan oleh Edot, mantan basis Q-Red (grup Toto sebelum bergabung di Elpamas). Kini, posisi ini kemudian diisi oleh Harto. Sementara di jajaran vokal, Amiruz dan Ecky masuk menggantikan Doddy Keswara yang mengundurkan diri setelah pembuatan album Dongeng.
Amir Roez sendiri bukanlah nama baru di dunia musik Indonesia. Sebelum bergabung di Elpamas, vokalis asal Solo ini pernah tercatat sebagai vokalis grup Dimensi, band yang antara lain diperkuat oleh Yuke Sumeru dan Donny Suhendra.
Ia juga pernah ‘ngamen’ bersama Anto Hoed (basis Potret), Kadek Rahardika dan Lian Panggabean mengibarkan 2GT2. Bahkan, sebuah album solo berjudul Goyang Dunia pernah pula ia lahirkan. Di Elpamas, Amir mengaku sudah tidak asing dengan personelnya, terutama Toto Tewel. Ia sudah kenal Toto sejak keduanya terlibat penggarapan lagu soundtrack untuk film “Macan Kampus”.
April 2003, Elpamas merilis album 60km/jam dengan personel Toto Tewel, Tato, Edi Daromi, Harto, Amiroez dan vokalis Decky Sompotan
READ MORE - elpamas

godbless

Rabu, 10 Juni 2009 komentar

God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia. Dasawarsa 1970-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).
Sejarah
Berdirinya God Bless berawal kembalinya Iyek kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Bersama Ludwig Le Mans, gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad Hassan (drum), Donny Fattah (bass) dan Jockie Surjoprajogo (kibor) untuk membentuk band. Tahun 1972, formasi pertama ini melakukan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki)lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai grup band dari Indonesia, Malaysia dan Filipina. Dengan posisi keyboard yang sudah digantikan oleh Deddy Dores ,Jockie Surjoprajogo sendiri sibuk dengan program musik lain-lainnya seperti LCCR Prambors dan sebagainya.
Era 70-an
Tahun 1970-an, God Bless bisa dibilang sebagai raja panggung musik Indonesia. Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung reportoar asing milik Deep Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Tetapi karena keseringan menyanyikan lagu asing, gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan musik album perdana mereka, Huma di Atas Bukit yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis. Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, nampaknya keanggotaan God Bless juga bisa dibilang kurang solid. Karena dalam perjalananya grup ini terhitung sangat sering gonta ganti personil.
Pada bulan Juni 1974, penggebuk drum berbakat Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Untuk mengenang mereka, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.
Sempat vakum cukup lama, bahkan vokalisnya Ahmad Albar yang lebih sering bersolo karir sempat ngetop dengan rocker asal surabaya Ucok "Aka" Harahap yang merupakan vokalis dari kelompok Rock Aka dari Surabaya, dengan duet Duo Kribo. Selain itu personil lain, seperti Ian Antono, juga lebih asyik dengan kegiatan solo karir.
Era 80-an


Personil God Bless pada album CERMIN
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Album Cermin (1980) mengandalkan lagu seperti Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam memainkannya. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Dua tahun setelah album [Cermin (album)Cermin]] dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.
Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.
Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun,setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.
Era 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.Pada Februari lalu,mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personil,yaitu Ahmad Albar (vokal),Ian Antono (gitar),Donny Fattah (bass),Yaya Moektio (drum),dan Abadi Soesman (kibor).Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini.Dan tepat pada awal Mei 2009,God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36 Tahun.
READ MORE - godbless

Jean Michel Jarre

Senin, 08 Juni 2009 komentar

Jean-Michel André Jarre (lahir 24 Agustus 1948, Lyon) adalah komposer Perancis, pemain musik dan produser. Dia dianggap sebagai pelopor dalam elektronik, synthpop, Ambient dan New Age genre, juga dari luar Agenda kacamata orang yang memiliki musik lampu, laser dan kembang api menampilkan termasuk Baru 1997 Guinness Book of Records untuk masuk konser terbesar dengan 3,5 juta pernah menonton di Moskow dari 850. anniversary. Jarre telah terjual sekitar 80 juta album dan single. Komersial, yang paling sukses album pertama itu tetap rilis dua aliran, Oxygène dan Equinoxe.
READ MORE - Jean Michel Jarre